SURABAYA - Raihan capaian prestasi kembali berhasil didapatkan civitas akademika Universitas Airlangga. Dosen Fakultas Farmasi (FF) UNAIR Gesnita Nugraheni SFarm MS Apt berhasil meraih Best Poster Presenter dalam konferensi bertajuk The 21st Asian Conference on Clinical Pharmacy (ACCP) 2022.
Dalam ajang itu, Gesnita mempresentasikan poster bertajuk Factors Influence Motivation of Smoking Cessation and Willingness to Join Smoking Cessation Program in Pharmacy. Banyaknya perokok di dunia menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi penelitian tersebut.
Menurut Gesnita, Selasa (1/3/2022), merokok menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit. Khususnya yang berkaitan dengan fungsi paru dan jantung. Padahal, sebagian besar perokok berada pada usia produktif.
“Bisa dibayangkan betapa banyak kerugian dari berbagai pihak akibat loss of productivity dan biaya kesehatan akibat merokok ini, ” tuturnya.
Peran Apoteker Kurang Optimal
Kurangnya informasi smoking cessation (penghentian merokok) menjadi salah satu alasan menurunnya motivasi untuk berhenti merokok. Meskipun di Indonesia kampanye antirokok telah sering digaungkan, imbuh Gesnita, peran apoteker di dalamnya belum optimal.
“Padahal apoteker di apotek sangat berpeluang bertemu klien atau pasien untuk memberikan edukasi. Bahkan membantu dalam program smoking cessation seperti di US, UK, dan Jepang, ” katanya.
Gedung Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. (Foto: PKIP UNAIR)
Baca juga:
Babinsa Pegirian Pantau PTM di SMP Nasional
|
Level Motivasi Berhenti Merokok
Gesnita mengungkapkan, sebelum membuat poster tersebut, dirinya lebih dulu meneliti level motivasi perokok untuk berhenti. Ketua editor Jurnal Farmasi Komunitas itu juga menganalisis faktor level motivasi dan keinginan perokok mengikuti program smoking cessation.
“Untuk level motivasinya ini so sad ya. Karena, hampir separuh itu berada pada pre-contemplation. Yang artinya belum terbesit sama sekali motivasi berhenti merokok, ” tuturnya.
Gesnita menambahkan, dari hasil penelitiannya tersebut, perempuan lebih banyak memiliki motivasi yang tinggi untuk berhenti merokok. Perempuan juga lebih ingin mengikuti program smoking cessation.
Peran Tenaga Kesehatan Ke DepanGesnita berharap masyarakat dan tenaga kesehatan, termasuk apoteker, dapat memperluas perannya dalam promosi kesehatan terkait smoking cessation. Menurutnya, apoteker sangat berpeluang mengadakan program smoking cessation di apotek. Selain itu, apoteker bisa bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam mengadakan program tersebut.
“Ini merupakan demand sekaligus peluang bagi pengembangan peran apoteker di ranah public health, ” ujarnya.
Selain prestasi itu, dua mahasiswa FF UNAIR meraih prestasi lainnya dalam ajang itu. Mereka adalah Shah Faisal dan Agnes Christie Rinda yang meraih penghargaan Best Oral Presenter for Student. (*)
Penulis: Alysa Intan Santika
Editor: Feri Fenoria